8/03/2007

Dermaga itu.....

Aku pernah baca novel judulnya "Peta yang Retak" karya EM Ali. Ada beberapa baris kata semacam sajak yg sangat aku suka, dan pernah juga aku masukkan ke cerpen perdanaku. Isinya gini....

Usai kepergian, ada yg terbawa
Setangkup hasrat melukai
Dijalan ini tersisa kenang
Dan tergarit dalam nganga

Apakah rasa yg terrenggut perlu dinamai ?

Pertemuan usai, perpisahan mengikuti
Begitu banyak orang datang dan pergi dalam hidup, tanpa bisa diterka dan dihentikan
Dan kita adalah dermaga bagi perahu-perahu jiwa yg lain
Ada yg bertahun-tahun melempar sauh dan merapat didermaga tapi tidak menggoreskan apa-apa kecuali sedikit saja
Namun ada yg sekilas singgah
Tapi goresannya dikanvas hati adalah nuansa warna-warni yg memperkaya hidup
Pahatan-pahatannya merupakan bongkahan sejarah yg akan slalu dikenang

Apakah salah kalau aku menamai ini cinta ?

Aku mengibaratkan perjalanan hidupku sebagai sebuah perahu yg berlayar mengarungi samudera. Mencari dermaga untuk berlabuh.
Ada beberapa dermaga yg pernah mencoba kujadikan tempat bersandar. Ada yg cukup lama, ada pula yg hanya sesaat. Namun ternyata, slalu ada batas waktu yg membuatku harus kembali mengarungi samudera. Dan aku kembali berlayar, mengarungi samudera, melewati teriknya mentari, menikmati indahnya purnama, menghirup segarnya angin sepoi beraroma bahari. Tak jarang pula badai menerjang perahu dan memporak-porandakannya. Dan dengan segenap kekuatan ia kembali bangakit, melawan ombak. Dan kembali berlayar dengan semangat yg lebih kuat.
Terkadang juga ada rasa jenuh yg tiba-tiba datang. Lelah mengarungi samudera. Ingin segera berlabuh. Dan tak semudah membalikkan telapak tangan jika aku ingin berlabuh. Banyak hal yg harus aku pertimbangkan dalam memilih dermaga akhirku. Sok idealis, itu memang yg aku lakukan. Tapi aku tak tahu lagi harus bagaimana ??!!

Tidak ada komentar: