7/17/2007

Cerpen

Nggak sengaja nih!! Waktu lg iseng search di google, aku tulis namaku. Iseng banget yah!!!:D. Macem2 sih yg muncul. Ada yg bener2 nyebut namaku LAILY QOMARIYAH, ada yg cuma sepotong2 LAILY..., trus QOMARIYAH...
Nah...pas yg keluar namaku seutuhnya, aku buka. Ternyata disana aku nemuin cerpen yg dulu pernah aku buat. Kebetulan memang aku nggak punya arsipnya. Ini cerpenku yg kedua. Aku buat pada liburan musim panas 2006 lalu. Bikin cerpen inipun gara-gara diminta oleh buletin surya gamajatim. Bingung mo buat cerpen yg model apa, aku tulis aja apa yg aku alami saat itu.
So...kita mengenang masa-masa kesibukanku pada taun pertama di Mesir yah...!!!

KETIKA LELAH

Jam menunjukkan hampir pukul 1 dini hari. Aku masih berdiri di mahattah bawabah menunggu bis jurusan rob’ah. Satu langkah disampingku, berdiri 2 orang cowok yg turut mengantarkan aku sampai rumah. Terpaksa merepotkan dua orang, padahal satu orang sebenarnya cukup.

“Ntar ada polisi syari’ah lho ya kalo diantar cuma satu orang!”, komentar seniorku, saat aku minta diantar satu orang saja. Mmmhhh...aturan baru bagi Masisir.

Aku juga tidak tahu bagaimana asal muasalnya hingga timbul aturan seperti itu. Padahal di kendaraan nantinya, kita nggak cuma berdua, kan masih banyak penumpang lain. Teman-teman yang kontra dengan aturan dari PPMI cuma bisa menggerutu. “Kitakan udah mahasiswa, masak pake’ aturan seperti itu segala?! Cari kerjaan lain kek!!!”.

Lima belas menit telah lewat. Bis atau tramko jurusan rob’ah masih belum lewat juga. “Fir, naik taksi aja yah?”, usulku “Daripada ntar kalian pulang terlalu larut juga”, mereka cuma menganggguk tanda setuju.

Taksi membawa kami bertiga ke Rob’ah. Setelah sampai ditempat, kedua rekanku mengantar sampai didepan pintu rumahku “Syukron ya, ma’alisy udah ngerepotin!”, ucapku sebelum menutup pintu rumah “Ahh…itu udah jadi kewajiban kami, ngga’ perlu sungkan seperti itu, jangan lupa besok datang tepat waktu ya! met istirahat!!!”.

Masuk rumah, ternyata Imel belum tidur.

Ada telphon nggak buat aku?”, tanyaku pada Imel.

Ada, dari almamater! Kamu disuruh ke sekretariat besok sore.” Jawab Imel,

“Nggak bilang ada urusan apa?”, tanyaku lagi.

“Enggak tuh!! cuma ninggalin pesen itu. Eh, ada lagi telphon tadi dari cowok 2 kali, nggak nyebutin nama”. Jelasnya.

Mmmhhh....siapa ya?!nggak nyebutin nama ya udah! Nggak bisa dilacak.

Setelah ganti baju dan cuci muka, aku melihat jadwal yang harus aku jalani besok, serta tugas-tugas yang belum kulaksanakan.

Mulai jam 11 pagi, latihan teater, mungkin selesai sekitar jam 4 sore. Trus ngecek jadwal acara untuk SPA kekeluargaan. Kebetulan aku devisi acara pada SPA kekeluargaan. Nulis hasil wawancara untuk akses kandidat, mungkin bisa dilakukan disela-sela latihan teater. Lalu dari kekeluargaan langsung cabut ke almamater. Ada tugas apalagi ya?.Oke dech, jadwal untuk besok sudah jelas. Sekarang waktunya rehat.

********************************&&&&&***********************************

Pukul lima aku mulai lagi aktifitas, setelah sholat subuh dan baca surat Al-Waqi’ah, aku merebahkan kembali tubuhku. Kebiasaan buruk sejak aku baru menginjakkan kaki di bumi kinanah. Kairo pagi hari seperti kota mati, apalagi dimusim panas seperti ini.

Aku bangun pukul 10 pagi, setelah mandi dan sarapan, tepat pukul 11 aku keluar rumah. Memulai kembali aktifitas.

Sesuai dengan jadwal, semua berjalan lancar. Walaupun jadwal latihan molor dari jadwal semula. Baru dua kali latihan memang, namun sudah bisa dibilang penampilan teman-teman hampir maksimal. Penampilan kali ini untuk mengisi acara salah satu ormas di Kairo.

Aku mulai masuk dunia teater di Kairo, hal yang baru bagiku namun aku sangat menikmatinya. Awalnya sekedar coba-coba, namun ternyata menurut pendapat teman-teman aku punya bakat juga di dunia teater, jadi nggak ada salahnya kalau aku aktif di sanggar teater organisasi marhalah.

Sampai sekretariat almamater, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Disana aku ngobrol dengan ketua almamater dan ketua marhalahku. Ternyata membahas tentang kepanitiaan Sidang Anggota yang sebentar lagi akan dilaksanakan oleh almamater. Aku tidak menjabat sebagai apa-apa. Hanya diminta untuk menghubungi teman-teman putri, agar datang waktu acara rapat kerja panitia.

Hampir pukul 12 malam, aku pamit pulang. Dan seperti biasa, ada temen cowok yang turut mengantarkan aku sampai rumah. Tiba di rumah, sebelum tidur tugas rutinku adalah melihat jadwal besok. “Mmmhhh…bikin cerpen untuk buletin kekeluargaan, bikin tulisan artikel untuk buletin marhalah. Oh ya, bikin surat untuk keluarga”.

Untuk tugas tulisan, deadline tanggal yang sama. Buat surat untuk keluarga bisa diundur sampai minggu depan. Kebetulan ada tetangga yang mau pulang ke Indonesia, jadi sekalian nitip surat buat orang tua. Hampir pukul 1 malam, kurebahkan tubuhku untuk menghimpun kembali tenaga untuk aktifitas besok.

**********************************&&&&&****************************************

“Tumben jam segini masih dirumah ly?!, nggak ada kegiatan organisasi?”, tanya Imel saat melihat aku masih pakai baju santai. Padahal jam sudah menunjukkan hampir pukul satu siang. “Ada sih kegiatan organisasi, tapi nggak tau nih!! males banget mo berangkat!!!”.

“ Ya udah dech, kalo nggak enak badan istirahat aja, jangan terlalu diforsir”, kata Imel. “Makasih mel, kamu mo kemana?”, tanyaku. “Ada talaqqi di Azhar, berangkat dulu ya!!”, pamit Imel. “ Iya dech, hati-hati ya!”.

Kriiiing.....kriiiing, tiba-tiba telphon berbunyi, membuyarkan konsentrasi pikiranku yang sempat melayang. Kuangkat gagang telphon,

“Halo assalamu’alaikum”, kataku memulai pembicaraan.

“Wa’alaikum salam, bisa bicara dengan lily mbak?”, tanya suara diseberang.

“Dari siapa ya?”, tanyaku balik.

“Dari Firman mbak...”,jawab suara di seberang.

“Oh, ada apa Fir, Ini aku lily”, jawabku.

“Ly, cepet kesini!! gimana sich kamu!! Ini ada yang belum beres nih!!” semprot Firman tiba-tiba.

Ada apa Fir?!!” Tanyaku pelan.

Ada tulisan yang belum beres, sekalian kamu bantuin ngedit tulisan yang masuk!!udah dikejar deadline nich!!!”, “Oke dech!! tunggu bentar yah!!aku langsung berangkat”.

"Huuhhh!!! baru mo istirahat barang sejenak, ada aja kerjaan lain. Yang lain pada kemana sih?! anggota redaksikan banyak." Satu sisi hatiku menggerutu.

"Astaghfirullah...ikhlaskan hati ya Lily sayang!!, jangan terpaksa. Toh manfaatnya buat kamu juga." Sisi hatiku yg lain menegur.

************************************&&&&&*****************************************

“Latihan teater untuk dua hari ini libur dulu, temen-temen silahkan menghayati peran yang dibawakan. Dan ada lagi, satu hal yang saya harap bisa ditanamkan pada diri temen-temen. Yaitu tanamkan pada jiwa, dan tumbuhkan dalam hati sebuah pertanyaan, derma terbaik apa yang bisa dipersembahkan untuk kepentingan yang lebih besar. Oleh karena itu, saya berharap temen-temen dapat berusaha semaksimal mungkin dalam penampilan besok. Karena saya yakin, temen-temen adalah orang-orang terpilih dan berbakat. Dan mari kita akhiri latihan kita hari ini dengan bacaan hamdallah bersama”. Afif sang sutradara mengakhiri latihan pada hari itu dengan kata-kata yang penuh makna. Kita juga berharap penampilan kita nantinya dapat sukses.

Mendengar pengumuman libur latihan dua hari itu, aku ngerasa lega banget. Akhirnya, ada juga waktu luang. Mmmhhh....dua hari dirumah aku mau nyelesein nonton film Memories of Bali. Udah lama sebenarnya cd film itu dipinjamkan ke aku, tapi mana sempat nonton?!!, jadwal penuh banget. Nyampek rumah udah capek. Pokoknya besok aku nggak mau diganggu.

Semua tugas organisasi hari itu aku selesaikan. Jam masih menunjukkan pukul 6 sore. Ahh...masih terlalu sore untuk pulang. Singgah ke warnet kaya’nya asyik. Lewat dunia maya itu, aku ngobrol dengan banyak temen. Ngisi testi di FS buat temen-temen. Balas email, delete email-email yang nggak perlu, dan lain sebagainya. Nggak terasa udah 2 jam aku depan layar. Masuk maghrib aku keluar dari warnet. Tujuan utama pulang, nggak ada lagi keinginan mampir walau sekedar main.

“Tumben jam segini udah nyampek rumah ly?”, tanya Imel.
“Iya nich, dua hari ini aku nggak ada jadwal latihan teater, tugas nulis juga udah beres tadi”, jawabku.
“Wah, agaza donk?!”, tanya Imel lagi.

“Pokoknya selama dua hari ini, aku pingin istirahat total. Nggak ada lagi jadwal organisasi”, jawabku dengan penuh semangat.
“Kayaknya kamu lelah banget di organisasi. Jangan terlalu diforsir. Ada waktunya juga kamu memanjakan tubuh kamu itu”, komentar Imel.

“Iya mel, aku juga mulai ngerasa capek banget di organisasi. Padahal ini masih tahun pertama aku disini”, sahutku.

“Itulah…seniorkan udah banyak yang bilang, udah biasa anak tahun pertama ditarik diberbagai organisasi. Apalagi kalo dia kelihatannya aktif di satu organisasi, pasti dia ditarik di organisasi lain. Apalagi orang kayak kamu gini, organisasi serasa sudah menjadi hidup kamu”. Kata Imel.

“Itulah masalahnya mel, aku tuh paling nggak bisa kalo nolak permintaan untuk membantu di sebuah organisasi, walaupun itu sekedar sebagai panitia. Aku memang ngerasa ada dan berarti kalo aku bisa aktif di organisasi”. Sahutku.

“Ya udah dech, moga manfaat aja apa yang kamu lakukan dan peroleh sekarang...”, ujar Imel, memberiku semangat.

“Amiiin”, sahutku.

Setelah ganti pakaian, aku nonton film Memories of Bali. Namun baru diputar setengah, mataku udah nggak bisa lagi diajak kompromi. Kumatikan komputer dan mulai merebahkan tubuh diatas kasur.

************************************&&&&&******************************************

Hari itu, aku benar-benar ingin bersantai ria. Setelah mandi dan sarapan, aku nongkrong depan komputer nonton film.

“Mel, kamu ada kegiatan apa hari ini?”, tanyaku pada Imel.
“Aku ada acara bimbingan bedah muqorror di bawabah, trus sorenya ikutan pelatihan terjemah fauriyah. Emang kenapa, tumben nanya’ ?”, jawab Imel.
”Nggak, aku ngeliat kamu asyik aja. Banyak waktu untuk suplai diri kamu sendiri. Aku bingung nih kapan aku punya waktu bener-bener khusus buat aku. Bentar lagi nggak terasa liburan udah habis, trus mulai aktifitas kuliah. Padahal hingga sekarang, aku masih belum nambah hafalan qur’anku. Boro-boro nambah, ngelancarin aja nggak bisa setiap hari”. Keluhku panjang lebar pada Imel.

“Ya, kalo kamu sendiri sudah menyadari kebutuhan kamu, itu tinggal usaha kamu sendiri Ly, mana yang muhim dan mana yang aham”. Ucapan Imel begitu singkat, namun itu sudah cukup mengena dihatiku. Dan sekarang memang tinggal bagaimana aku memenej diriku sendiri.
Kriiiiiing.......telphon dsebelah Imel berdering.

”Halo assalamu’alaikum, iya. Tunggu sebentar”.

“Siapa Mel ?”, tanyaku.

“Dari kekeluargaan, buat kamu”. Jawab Imel sambil menyerahkan pesawat telphon.
“Assalamu’alaikum, saya Lily, ada apa ?”, suara diseberang menjawab

“Bisa datang ke sekretariat sekarang ?, ada rapat pemantapan panitia SPA. Jam satu sudah mulai, jangan molor ya ?”, suara diseberang seolah memberikan komando.

“Insyaallah...”, jawabku lemas.

“Kenapa ?”, tanya Imel.

Ada rapat pemantapan panitia”, jawabku.
“Yah, jalani saja apa yang ada sekarang sesuai dengan kemampuan kamu, pasti ada hikmahnya kok. Yakin ya!! pasti bermanfaat “, hibur Imel. Aku hanya bisa mengamini dalam hati.

Oleh : Laily Qomariyah

Tidak ada komentar: