10/10/2007

PEsTa penyaIR


Puisi Sutardji Calzoum Bachri

Idul Fitri


Lihat

Pedang taubat ini menebas-nebas hati

dari masa lampau yang lalai dan sia-sia

Telah kulaksanakan puasa Ramadhanku,

telah kutegakkan shalat malam,

telah kuuntai wirid tiap malam dan siang,

telah kuhamparkan sajadahku,

yang tak hanya nuju Ka’bah,

tapi ikhlas mencapai hati dan darah.

Dan di malam Qadar aku pun menunggu

Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya


Maka aku girang-girangkan hatiku

Aku bilang:

Tardji, rindu yang kau wudhukan setiap malam

Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang

Namun si bandel Tardji ini sekali merindu

Takkan pernah melupa

Takkan kulupa janjiNya

Bagi yang merindu insya-Allah kan ada mustajab cinta


Maka walau tak jumpa dengannya

shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini

Semakin mendekatkan aku pada-Nya

Dan semakin dekat

Semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa


O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini

ngebut

di jalan lurus

Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoar

tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia

Kini biarkan aku menenggak arak cahaya-Mu

di ujung sisa usia


O usia lalai yang berkepanjangan

yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus

Tuhan jangan Kau depakkan lagi aku di trotoar

tempat dulu aku menenggak arak di warung dunia


Maka pagi ini

Kukenakan zirah la ilaha illallah,

aku pakai sepatu sirathal mustaqim,

akupun lurus menuju lapangan tempat shalat Ied,

Aku bawa masjid dalam diriku

Kuhamparkan di lapangan

Kutegakkan shalat

dan kurayakan kelahiran kembali

di sana.


1987

Tidak ada komentar: