12/15/2007

Pra Ujian Term I

Hari-hari menjelang ujian seperti ini, kegiatan yang mayoritas dilakukan Masisir adalah belajar. Bukan menjadi sebuah rutinitas, tapi memang sudah menjadi kewajiban. Belajarpun mereka memiliki metode masing-masing. Seperti yang terjadi di Blue House of Sabi'. Bebeng, Mita, Oo', mbak Jihan dan aku memiliki metode-metode yang berbeda dalam belajarnya. Bebeng, lebih suka belajar dalam kesunyian. Dia harus sendiri dan ditemani musik. Beda lagi Mita, untuk pemahaman dia lebih suka belajar kelompok. Dan akhir-akhir ini Blue House slalu ramai dikunjungi oleh temen-temen kelompok belajar Mita. Termasuk juga mbak Jihan. Sedang Oo', dia bisa belajar ada atau tidak ada orang disekitarnya asalkan nggak bikin ribut. Kadang-kadang juga aku ma Oo' sama-sama belajar diiringi alunan musik dari kompiku.

Kalo boleh milih, sebenernya aku lebih suka belajar bersama daripada belajar sendiri. Dan kemaren, aku sengaja ngundang salah satu temenku (Midud) untuk nginep di Blue House, sekalian belajar bareng. Midud rutin ikut bimbel yang dibimbing kakak kelas. Sedang aku, belajarnya cuman baca-baca dan nulis ulang apa yang udah dipaham.

Tepat adzan maghrib dia dateng. Dan kita mulai belajar saat mendekati waktu sholat isya'. Aku ngerasa beda antara belajar sendiri dengan diskusi. Ngerasa mantap gitu kalo belajar bareng temen. Jadi kalo ada materi yang aku kurang yakin pahamnya, bisa saling menjelaskan. Sampai jam menunjukkan pukul 22.30 CLT, aku dan midud udah berhasil ngelahap 10 pembahasan dalam maddah mantiq tersebut. Ngerasa perlu istirahat, Midud nonton film horor Angker Batu dan aku langsung tidur.

Keesokan harinya, petualangan mantiq kembali dimulai setelah memulihkan tenaga dengan sarapan. Dimulai setelah sholat dhuhur dan berakhir menjelang maghrib. Hari itu, blue house udah kayak festival kelompok belajar. Dikamar Mita, temen-temen Tafsir tingkat III lagi rame belajar kelompok. Dikamarku juga nggak mau kalah, aku ma Midud juga meras otak mbahas mantiq qodimnya Taftazany. Sedang Bebeng tetep asyik dengan kesendiriannya.

Menjelang maghrib, rumah kembali sepi. Cuman empat orang, aku, Bebeng, Mita ma mbak Jihan. Oo' dah dua malem ini nggak pulang, nginep dirumah Elok katanya. Seperti biasa, abis tempur semuanya pada ngumpul di satu kamar, trus ngobrol-ngobrol, becanda. Ternyata Oo' pulang malem itu, baru masuk rumah langsung aja dia ngerangkul mbak-mbaknya dengan gaya manja sambil teriak-teriak bilang kangen. Weeekss...ternyata kita ngangenin juga yah ;) Hehehehe....trus malem itu, aku ma Mita belanja buat kebutuhan dapur. Sayuran dan sodara-sodaranya. Trus sekalian masak buat dinner. Bikin menu yang sederhana aja, biar cepat saji. Kita bikin pecel, trus buncis ma terong rebus, plus telor dadar. Dinner cepat saji, siap disantap. Hehehehe....berlima kita ngeroyok nampan baseball gede.

Eh...sebenernya tadi aku tuh mo cerita yang laen lho!!!Bukan cerita sampek ke dinner ala blue house!!! Huuuh!!! Gimana seeeh...jadi binun!!!

Maunya tuh, aku cerita tentang hasil bimbel mantiqku siang tadi. Secara akukan nggak pernah ngikut bimbel dimanapun dan dengan siapapun. Tapi tadi tiba-tiba aku dapet hidayah mo ikutan bimbel mantiq bareng Midud. Jam setengah dua siang aku berangkat dari rumah, jalan kaki bareng Oo' ke Mahmal. Ntar dari sana bisa naik kereta metro ato naik bis ke Hay Tsamin. Aku janjian ma Midud ketemuan di depan Madrasah Manhal. Aku juga lom tau dimana tempat bimbelnya. Depan mahattah metro ternyata pas metro dateng, loncat dech.

Nyampek tempat bimbel, ternyata udah masuk waktu sholat ashar. Jadinya kita sholat ashar dulu, baru mulai bimbelnya. Yang ikutan bimbel ada cewek 3 termasuk aku, plus cowok juga 3. Nggak ada yang kukenal kecuali Midud dan pembimbingnya. Bimbel dimulai, dan alhamdulilah aku bisa ngikutin semua penjelasan yang disampaikan. Kadang-kadang sih nggak loading juga, kalo otak sempet melayang, terus terang aku sampein kalo aku masih lom nyambung alias lom paham. Dan dengan ketelatenannya, beliau mengulang kembali penjelasannya. Dan mengulang sekali lagi lewat pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan ke temen-temen yang ikutan bimbel.
Ada yang menarik di akhir diskusi sore itu. Setelah semua materi selesai dibahas, pembimbingku memberikan beberapa pertanyaan yang tidak terdapat di mukoror dan sedikit mengkritisi apa yang belum diterangkan dalam mukoror. Bisa jadi masukan yang berarti, karena itu bisa jadi sebuah pancingan buat kita untuk tak sekedar membaca mukoror, tapi juga kitab-kitab penunjang yang laen.

Tak terasa diskusi berlanjut sampai pada pembahasan masalah bagaimana hukumnya seseorang yang belajar ilmu mantiq. Al Ghazali menyebutkan bahwa hukumnya orang yang mempelajari ilmu mantiq adalah berhukum fardhu kifayah, dan Ibnu Sholah serta Imam Nawawi mengharamkan seseorang belajar ilmu mantiq. Tentunya keduanya masing-masing memiliki argumen kuat atas penetapan hukum tersebut.

Tiba-tiba salah satu peserta ada yang memberikan komentar bahwasanya dia tidak setuju atas di fardhu kifyahkannya hukum belajar ilmu mantiq. Dia mengutip beberapa sumber qoul ulama' dan ayat al Qur'an (aku lupa ulama' siapa dan ayat yang mana yang dia sebutkan) yang mendukung argumentasi dia bahwa hukumnya belajar ilmu mantiq bukanlah fardhu kifayah.
Dari dulu, aku juga sering dengar bahwa ada sebagian kyai di pesantrenku yang tidak mengizinkan santri2nya untuk mempelajari ilmu filsafat, dan mantiq termasuk didalamnya. Tapi aku juga kurang begitu jelas alasannya kenapa.

Kemudian pembimbingku mencoba memberikan penjelasan, atau bisa dikatakan sebuah ta'liq atas apa yang sudah disampaikan salah satu peserta bimbel. Aku kurang paham juga sumber yang disebutkan darimana, namun secara sekilas aku memahami penjelasan-penjelasan yang dimaksud. Pembimbingku menyebutkan beberapa alasan kenapa kemudian timbul statemen yang menungkapkan bahwasannya hukum belajar ilmu mantiq ilmu haram. Diantaranya :
1 => Bahwasannya keberadaan al Qur'an sebagai sumber dari segala sumber ilmu sudah sangat lebih dari cukup. Karena al Qur'an sudah dapat menjawab segala macam problematika kehidupan manusia sepanjang masa. Namun perlu juga diketahui, kita membutuhkan beberapa hal (ilmu) juga untuk mengungkap kandungan al Qur'an yang begitu luas, dan salah satunya menggunakan alat (ilmu) mantiq ini.
2 => Bahwasannya keberadaan ilmu mantiq ini bersumber dari pemikiran tokoh Yunani (kasusnya hampir sama dengan hermeunetik). Jawaban yang disampaikan pembimbing juga bisa aku terima, menurutnya, sebuah ilmu yang itu bisa bermanfaat atau mengandung hikmah adalah sebenernya milik orang mu'min. Jadi bisa dikatakan, ilmu mantiq yang berasal dari Yunani tersebut pada dasarnya adalah sebuah hikmah yang hilang dan tentunya menjadi hak kita untuk mengambilnya kembali ketika kita temukan.
3 => Perbedaan pendapat atau perubahan keyakinan yang terjadi atas orang-orang yang mempelajari ilmu mantiq ataupun ilmu filsafat, pada dasarnya bukan karena keberadaan ilmu tersebut. Melainkan karena memang orang tersebut yang kurang mampu untuk memahami dan menerapkan ilmu yang dia dapat. Menurutku alasan ini berhubungan dengan pendapat Imam Ghazali yang menyebutkan hukum orang yang belajar mantiq adalah fardhu kifayah. Karena dari fardhu kifayah tersebut, berarti harus memiliki kriteria yang khusus bagi orang-orang yang ingin belajar imu mantiq (cuman aku nggak tau juga syarat2nya apa :D).

Mungkin cuma itu sebagian alasan yang bisa kusebutkan disini dari yang udah panjang lebar dijelasin pembimbing, karena aku sendiri kurang begitu tau bagaimana sebenernya kedudukan ilmu mantiq. Yang ku tau, aku harus bisa paham dan hafal apa yang ada dalam mukoror biar ujiannya lolos.

Ternyata banyak hal yang bisa kudapatkan hari ini. Ya Allah...Allahumma inny, astaudhi'uka ma 'allamtanyhi wardudhu ilayya 'inda hajaty ilaihi wa la tansanyhi. Waj'alna minan Naajihiin Ya Robbal 'Alamiiin...

Tidak ada komentar: